JAKARTA - Bursa saham Indonesia kembali mencatatkan pencapaian bersejarah pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menembus level tertinggi sepanjang masa (all time high), menandai optimisme besar di tengah dinamika ekonomi global. Meskipun perdagangan ditutup sedikit melemah, laju IHSG sepanjang pekan tetap impresif dengan lonjakan signifikan 4,5%.
Kenaikan ini menegaskan sentimen positif investor terhadap pasar domestik, sekaligus memperlihatkan daya tahan kuat IHSG setelah menghadapi fluktuasi global beberapa waktu terakhir. Dengan pencapaian baru tersebut, pasar modal Indonesia kini berada di titik yang belum pernah disentuh sebelumnya.
IHSG Rehat Sejenak Setelah Rekor Tertinggi
Pada perdagangan terakhir pekan ini, IHSG sedikit terkoreksi 0,03% ke level 8.271,72, turun tipis dibandingkan hari sebelumnya.
Namun, penurunan minor itu tak mampu menutupi fakta bahwa sepanjang pekan IHSG mencatat kenaikan 4,5%, menjadikannya salah satu performa terbaik sepanjang tahun 2025.
Volume perdagangan harian tercatat 28,25 miliar unit saham, dengan nilai transaksi mencapai Rp 22,44 triliun dan frekuensi 2,36 juta kali transaksi.
Sementara itu, investor asing terus menunjukkan kepercayaan terhadap pasar saham Tanah Air dengan mencatatkan beli bersih (net buy) sebesar Rp 1,15 triliun.
Arus modal asing ini menjadi katalis penting yang menjaga momentum positif IHSG, sekaligus menandakan bahwa Indonesia masih menjadi tujuan investasi menarik di kawasan Asia Tenggara.
Saham-Saham Penopang Kinerja IHSG
Di tengah rekor baru IHSG, beberapa saham menjadi bintang utama karena kontribusinya yang besar terhadap penguatan indeks.
PT Astra International Tbk (ASII) melonjak 3,59%, menyumbang 10,61 poin terhadap IHSG. Kinerja positif ASII didorong oleh optimisme terhadap sektor otomotif dan diversifikasi bisnisnya di energi serta jasa keuangan.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga tampil impresif dengan kenaikan 2,91%, memberikan 9,91 poin pada indeks. Kepercayaan investor terhadap sektor perbankan, khususnya bank milik negara, menjadi pendorong utama penguatan saham ini.
Sementara PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE) mencuri perhatian karena meroket 20%, memberikan 7,91 poin bagi IHSG. Lonjakan harga saham RISE sejalan dengan sentimen positif terhadap sektor properti dan konstruksi yang mulai bangkit menjelang akhir tahun.
Kombinasi tiga emiten besar ini menjadi “bahan bakar utama” bagi reli IHSG pekan ini, menunjukkan bahwa kebangkitan indeks tidak hanya didorong oleh faktor makro, tetapi juga oleh performa kuat emiten-emiten kunci di berbagai sektor.
Data Perdagangan: Aktivitas Turun, Tapi Nilai Tetap Besar
Meskipun IHSG mencatat rekor tertinggi, data perdagangan menunjukkan adanya penurunan dari sisi volume dan frekuensi dibanding pekan sebelumnya.
Rata-rata volume perdagangan mingguan tercatat 30,47 miliar saham per hari, turun 19,7% dibandingkan minggu lalu.
Rata-rata nilai transaksi juga turun 18,85% menjadi Rp 22,28 triliun per hari, sementara frekuensi transaksi turun 12,91% ke level 2,36 juta kali per hari.
Penurunan aktivitas ini bisa dimaknai sebagai fase konsolidasi alami setelah lonjakan tajam IHSG. Banyak investor memilih menunggu arah pasar berikutnya sambil menjaga posisi, terutama setelah reli besar yang mendorong indeks ke level tertingginya.
Daftar Saham Top Gainers dan Top Losers Pekan Ini
Kenaikan IHSG tak lepas dari performa luar biasa sejumlah saham, terutama yang masuk kategori top gainers.
Beberapa di antaranya bahkan mencatat lonjakan harga yang fantastis dalam waktu singkat.
Berikut daftar saham dengan kenaikan tertinggi pekan ini:
PT City Retail Developments Tbk (NIRO) – naik 128,33%, menjadi saham dengan performa terbaik sepanjang pekan.
PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE) – melesat hingga 20%, memperkuat tren positif sektor properti.
PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) – menanjak 76,17%, seiring meningkatnya aktivitas ekspor dan kebutuhan logistik.
PT Sunson Textile Manufacturer Tbk (SSTM) – meningkat 58,87%, ditopang optimisme terhadap industri manufaktur dan ekspor tekstil.
Namun, di sisi lain, tak semua saham menikmati kenaikan. Beberapa justru mengalami tekanan cukup dalam dan masuk daftar top losers pekan ini:
PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) – anjlok 44,97%, menjadi saham dengan pelemahan terdalam pekan ini.
PT Geoprima Solusi Tbk (GPSO) – turun 36,36%, akibat tekanan jual tinggi.
PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) – terkoreksi 31,17%.
PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) – merosot 27,54%, tertekan oleh aksi ambil untung investor.
Fluktuasi ekstrem ini menggambarkan bahwa meskipun IHSG mencatatkan reli besar, dinamika antar-sektor masih sangat tinggi. Investor tetap perlu berhati-hati dalam menentukan strategi masuk dan keluar dari saham tertentu.
Optimisme Menjelang Akhir Tahun
Pencapaian IHSG yang menembus rekor tertinggi menjadi sinyal kuat bahwa kepercayaan terhadap pasar modal Indonesia masih sangat tinggi.
Dengan dukungan makroekonomi yang stabil, nilai tukar rupiah yang relatif kuat, dan ekspektasi positif terhadap kinerja kuartal IV emiten besar, potensi penguatan lanjutan masih terbuka lebar.
Analis memperkirakan IHSG masih berpeluang menguji level psikologis baru di 8.300–8.350 dalam waktu dekat, terutama bila aliran dana asing tetap positif. Namun, investor juga disarankan untuk mewaspadai potensi koreksi teknikal jangka pendek yang bisa muncul setelah reli besar seperti pekan ini.
Di tengah euforia pasar, pencapaian IHSG yang mencetak rekor sepanjang masa menjadi bukti nyata bahwa ekonomi Indonesia terus menunjukkan daya tahannya. Dengan kombinasi kuat antara emiten berkinerja solid, kepercayaan investor asing, dan stabilitas ekonomi, bursa Indonesia berpotensi tetap menjadi magnet investasi di kawasan.
Kini, fokus utama pelaku pasar beralih pada apakah tren positif ini dapat dipertahankan hingga akhir tahun — atau justru menjadi titik awal bagi reli jangka panjang berikutnya.