Mengapa Biaya Perawatan Dokter Gigi Tetap Tinggi di Indonesia

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:11:31 WIB
Mengapa Biaya Perawatan Dokter Gigi Tetap Tinggi di Indonesia

JAKARTA - Banyak masyarakat Indonesia enggan memeriksakan gigi secara rutin karena biaya yang dianggap tinggi. 

Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat 57% penduduk usia tiga tahun ke atas mengalami masalah gigi dan mulut, tetapi hanya 11,2% yang melakukan pengobatan.

Menurut WHO, rendahnya kesadaran akan perawatan gigi preventif sebagian besar disebabkan oleh ketidakpastian harga. Hal ini membuat banyak orang menunda kunjungan ke dokter gigi hingga keluhan semakin parah.

CEO Audy Dental, Yulita Bong, menegaskan bahwa perawatan gigi di Indonesia lebih mahal dibanding negara lain, bahkan di negara maju. Biaya ini muncul karena prosedur perawatan gigi memerlukan tindakan, bukan sekadar pemberian obat seperti di dokter umum.

Pengaruh Alat dan Bahan Perawatan

Salah satu penyebab tingginya biaya perawatan gigi adalah harga alat dan bahan yang mayoritas diimpor. Standar kualitas dari negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat menentukan harga tinggi, karena patokannya dalam dolar AS.

“Sekarang memang lebih banyak pilihan alat dan bahan, tetapi sebelumnya benchmark-nya selalu dari negara maju,” ujar Yulita. Biaya ini akan otomatis memengaruhi harga jasa perawatan di klinik gigi.

Selain harga, masuknya alat ke Indonesia melalui prosedur impor menambah biaya tambahan. Pajak, bea masuk, dan biaya distribusi semuanya masuk dalam perhitungan sehingga biaya perawatan tetap tinggi.

Peran Dokter Gigi dan Pendidikan Profesional

Sumber daya manusia menjadi faktor penting lainnya. Dokter gigi membutuhkan pendidikan khusus bertahun-tahun, dengan biaya sekolah yang tinggi. Keterampilan ini tidak bisa digantikan sembarang orang, sehingga harga jasanya juga mencerminkan investasi pendidikan.

“Belum ada alternatif selain dokter gigi karena perawatan dental memerlukan keahlian khusus,” kata Yulita. Kombinasi alat mahal, bahan impor, dan pendidikan panjang membuat biaya perawatan gigi sulit ditekan.

Selain itu, kompleksitas prosedur seperti tambal gigi, cabut, atau perawatan saluran akar juga menuntut keterampilan dan pengalaman dokter yang mumpuni, yang menambah nilai jasa.

Upaya Pemerintah dan Pentingnya Perawatan Rutin

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan berupaya menurunkan biaya perawatan gigi dengan menyediakan layanan di puskesmas dan memanfaatkan BPJS untuk perawatan ringan. Hal ini memudahkan masyarakat mengakses layanan dasar dengan harga lebih terjangkau.

Yulita menekankan pentingnya perawatan gigi rutin. Jika gigi dan mulut dirawat sejak dini, perjalanan penyakit tidak akan terlalu kompleks dan biaya yang dibutuhkan lebih terjangkau. Perawatan preventif menjadi kunci mengurangi beban biaya pengobatan yang tinggi.

“Gigi yang sudah rusak membutuhkan perawatan kompleks. Dengan rutin, keluhan yang belum terasa bisa segera diperbaiki dengan biaya lebih ringan,” ujarnya. Pendekatan preventif ini juga membantu menjaga kesehatan secara menyeluruh, karena masalah gigi bisa memengaruhi kesehatan tubuh lainnya.

Kesimpulan Pentingnya Perawatan Gigi dan Biaya yang Wajar

Tingginya biaya perawatan gigi bukan tanpa alasan. Faktor utama mencakup kualitas alat dan bahan, prosedur impor, pendidikan dokter gigi, serta kompleksitas tindakan medis. Semua hal ini bersatu menentukan harga layanan.

Masyarakat diimbau untuk tidak menunda kunjungan rutin ke dokter gigi. Dengan perawatan preventif, biaya jangka panjang bisa ditekan, sementara kesehatan mulut tetap terjaga.

Pemerintah juga terus berupaya memfasilitasi akses lebih murah melalui layanan publik. Seiring kesadaran meningkat, harapannya biaya tinggi tidak lagi menjadi penghalang utama bagi masyarakat menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Terkini